Pedang Tertajam di Dunia yaitu Pedang Damaskus

Pedang  Damaskus

Mengkilat, tajam, elegan, tapi bisa menghancurkan dengan sekali tebas. Semua pedang di dunia ini bisa dipoles seperti itu. Namun pedang Damaskus, ada pada kelasnya sendiri. Nyaris susah diduplikasi, sulit ditiru dan diimitasi. Dilansir dari berbagai sumber, sejarah mencatat bahwa pedang Damaskus merupakan pedang terkuat sepanjang sejarah. Walaupun tidak sepopuler pedang para samurai yaitu katana, tapi kekuatannya ternyata lebih prima. Pedang yang berasal dari Kota Damaskus, ibu kota Suriah ini, sangat tajam dan kuat.

Ada cerita konon bahwa jika pedang dalam posisi diam, jika kita menjatuhkan sehelai rambut atau kain, maka pedang Damaskus bisa membelahnya. Itu adalah bahan yang lembut. Bayangkan, sebongkah batu pun dapat dibelah begitu saja. Pedangnya memang baik-baik saja, tapi batu akan remuk seketika. Pedang ini sedemikian kuat karena dibuat menggunakan baja Damaskus. Berbeda dengan baja biasa, baja ini bersifat superplastis, yaitu kemampuan deformasi tetap tanpa retak hingga 1000 persen.

Bayangkan kekuatannya bisa seperti apa. Penempaan pedang Damaskusmengunakan campuran baja wootz yang terdiri dari bahan carbon nano tube (CNT), dengan kekuatan 20-30 kali lebih kuat. Kombinasi kedua bahan itu adalah maut seketika, bagi siapa saja yang menolak tunduk pada kekuatan tebasannya. Tokoh yang dikenal memakai pedang ini adalah Shalahuddin Al-Ayyubi, jenderal dan pejuang muslim kurdi dari Tikrit. Pedang yang dipakai sang jenderal, disebut membawa kemenangan gemilang pada Perang Salib, 1189-1192, melawan Raja Inggris Richard I saat berusaha merebut kota Yerusalem.

Bayangkan saja. Pedang ini sanggup merobek dan merusak baju zirah lawan. Kalau besi saja bisa hancur,apalagi hanya kulit dan daging, cukup tinggal menunggu waktu untuk diobrak-abrik. Tapi, pedang ini hanya tinggal legenda. Mengendap menjadi bagian dari sejarah. Baja wootz sangat susah ditemukan, bahkan mungkin langka atau habis. Ini membuat tak ada yang bisa membuat pedang yang dulunya jadi andalan.


https://cliolink.com/bandarangka

Comments